HOME

Sabtu, 08 Juni 2013

Pembuatan OPAC dengan aplikasi Senayan



NDEKS DALAM ARTI KONTEMPORER: Pembuatan OPAC Menggunakan Aplikasi Senayan


BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan dunia perpustakaan, dari segi data dan dokumen yang disimpan,dimulai dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri dari kumpulan koleksi buku tanpa katalog, kemudian muncul perpustakaan semi modern yang menggunakan katalog (index).
Perkembangan mutakhir adalah munculnya perpustakaan digital (digital library) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media jaringan komputer (internet). Di sisi lain, dari segi manajemen (teknik pengelolaan), dengan semakin kompleksnya koleksi perpustakaan, saat ini muncul kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi untuk otomatisasi business process di perpustakaan. Sistem yang dikembangkan kemudian terkenal dengan sebutan system automasi perpustakaan (library automation system). Proses pengolahan data koleksi menjadi lebih akurat dan cepat untuk ditelusur kembali. Dengan demikian para pustakawan dapat menggunakan waktu lebihnya untuk mengurusi pengembangan perpustakaan karena beberapa pekerjaan yang bersifat berulang (repetable) sudah diambil
alih oleh komputer.Makalah ini menguraikan tentang pemanfaatan teknologi informasi, khususnya dalam pengelolaan data elektronik dan sistem automasi perpustakaan dari berbagai sudut pandang.
Automasi perpustakaan adalah sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan teknologi informasi (TI). (Nur: 2007) Dengan bantuan teknologi informasi maka beberapa pekerjaan manual dapat dipercepat dan diefisienkan. Selain itu proses pengolahan data koleksi menjadi lebih akurat dan cepat untuk ditelusur kembali.
Dengan demikian para pustakawan dapat menggunakan waktu lebihnya untuk mengurusi pengembangan perpustakaan karena beberapa pekerjaan yang bersifat berulang (repetable) sudah diambil alih oleh komputer. Automasi Perpustakaan bukanlah hal yang baru lagi dikalangan dunia perpustakaan. Konsep dan implementasinya sudah dilakukan sejak lama, namun di indonesia baru populer baru-baru ini setelah perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia mulai berkembang pesat

1.1   RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, Adapun rumusan masalahnya yaitu:
1.                  Mengapa sebuah perpustakaan harus melakukan  automasi  perpustakaan
2.                  Bagaimana proses input data informasi sebuah buku, untuk dimasukan kedalam senayan hingga akhirnya menghasilkan sebuah catalog yang dapat di akses secara online/localhost

1.2  TUJUAN
Pada dasarnya sudah menjadi hal yang umum, bahwa setiap aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh manusia selalu didasarkan atas maksud atau tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pada hakikatnya adalah menjawab dari rumusan masalah.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah dengan sebagai berikut:
1.                   untuk mengetahui pentingnya sebuah automasi perpustakaan
2.                   untuk mengetahui prosedur pembuatan OPAC menggunakan SENAYAN







BAB II PEMBAHASAN
2.1  PEMBAHASAN
Menurut (Arif: 2003). Automasi Perpustakaan adalah penerapan teknologi informasi pada pekerjaan administratif di perpustakaan agar lebih efektif dan efisien. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan. Mengapa sebuah perpustakaan harus mmelakukan automasi? Automasi perpustakaan merupakan hal yang sangat vital untuk sekarang ini, mengapa demikian? Di era modernisasi semua aspek kehidupan sudah dan harus memakai dan menerapkan tekhnologi informasi dalam aktifitas sehari-hari, begitu pula aktifitas/siklus atau proses di perpustakaan juga dituntut untuk  menggunakan TI. Menurut Purwono terdapat faktor penggerak dan alassan sebuah perpustakaan untuk melakukan automisi perpustakaan
Faktor Penggerak
·         Kemudahan mendapatkan produk TI
·         Harga semakin terjangkau untuk memperoleh produk TI
·         Kemampuan dari teknologi informasi
·         Tuntutan layanan masyarakat serba klik

Alasan lain
·         Mengefisienkan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan
·         Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan
·         Meningkatkan citra perpustakaan
·         Pengembangan infrastruktur nasional, regional dan global

Cakupan dari Automasi Perpustakaan
·         Pengadaan koleksi
·         Katalogisasi
·         Sirkulasi, reserve, inter-library loan
·         Pengelolaan terbitan berkala
·         Penyediaan katalog (OPAC)
·         Pengelolaan anggota
·         Statistik (Laporan)

Beberapa hal yang harus diketahui dan dikerjakan oleh pustakawan dalam
mengautomasikan perpustakaannya adalah:
·         Paham akan maksud dan ruang lingkup dan unsur dari AP (automasi perpustakaan)
·         Paham dan bisa mengapresiasi pentingnya melaksanakan analisis sistem yang menyeluruh sebelum merencanakan desain sistem
·         Paham akan dan bisa mengapresiasi manfaat analisis sistem dan desain, implementasi,evaluasi dan maintenance.
·         Paham akan proses evaluasi software sejalan dengan proposal sebelum menentukan sebuah sistem
·         Paham akan dan bisa mengapresiasi pentingnya pelatihan untuk staf dan keterlibatan mereka dalam seluruh proses kerja

Perangkat Automasi
Perangkat automasi yang dimaksud disini adalah perangkat atau alat yang digunakan untuk membantu kelancaran proses automasi. Perangkat ini terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu :
a. Perangkat Keras, dan
b. Perangkat Lunak Automasi.
Tanpa adanya dua  perangkat ini secara memadai maka proses automasi tidak akan dapat berjalan dengan baik.

a. Perangkat Keras (Hardware)
Sebelum memulai proses automasi, sebuah perangkat keras perlu disiapkan. Yang dimaksud perangkat keras disini adalah sebuah komputer dan alat bantunya seperti Printer, Barcode, Scanner, dan sebagainya. Empat buah komputer sudah cukup untuk digunakan di  dalam memulai proses automasi pada perpustakaan kecil dalam hal ini perpustakaan sekolah. Sedangkan untuk perpustakaan besar, diperlukan lebih banyak komputer dan pelengkapnya agar pelayanan kepada pengguna menjadi lancar. Spesifikasi minimal biasanya tergantung dari software yang digunakan. Misalnya, software senayan (program automasi perpustakaan buatan Diknas RI) minimal menggunakan pentium III. Sebab semakin banyak tampilan berbasis grafis (gambar) maka semakin membutuh-kan spesifikasi yang tinggi.

b. Perangkat Lunak Automasi (Software)
Sebuah perpustakaan yang hendak menjalankan proses automasi maka harus ada sebuah perangkat lunak sebagai alat bantu. Perangkat lunak ini mutlak diperlukan keberadaannya karena digunakan sebagai alat bantu mengefisienkan dan mengefektifkan proses.
Ada 3 (tiga) cara untuk memperoleh perangkat lunak, antara lain :
1.       Membangun sendiri dengan bantuan seorang developer perangkat lunak. Jika instansi Anda mempunyai tenaga programer maka langkah pertama ini bisa dilakukan karena dapat menghemat biaya membeli perangkat lunak automasi.
2.      Menggunakan perangkat lunak gratis, misalnya : CDS/ISIS, WinISIS, KOHA, OtomigenX, Senayan Library, dan sebagainya. Perangkat lunak ini bisa didapatkan dari internet karena didistribusikan secara gratis kepada semua saja yang memerlukan. Walaupun gratis perangkat lunak ini masih banyak kekurangan dan masih harus dimodifikasi lebih lanjut agar memenuhi sesuai dengankebutuhan masing-masing perpustakaan.
3.      Membeli perangkat lunak komersial beserta training dan supportnya yang dibangun oleh pihak ketiga. Perangkat lunak komersial, merupakan hasil riset pengembangnya dan mudah untuk diimplementasikan karena hanya perlu dilakukan perubahan fitur sedikit atau tidak sama sekali. Training dan Support selama beberapa periode waktu juga akan diberikan oleh vendor secara penuh sehingga pengguna dapat langsung menggunakan tanpa harus bersusah payah lagi. Pilihan ini dapat dipilih jika terdapat dana yang mencukupi untuk membeli perangkat lunak.
            Dalam makalah ini akan dibahas tentang penekanan terhadap penggunaan senayan dalam membuat catalog online/localhost atau yang biasa disebut OPAC.
Senayan adalah Open Source Software (OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan  automasi perpustakaan (library automation) skala kecil hingga skala besar. Dengan fitur yang cukup lengkap dan masih terus aktif dikembangkan, Senayan sangat cocok digunakan bagi perpustakaan yang memiliki koleksi, anggota dan staf banyak di lingkungan jaringan, baik itu jaringan lokal (intranet) maupun Internet. Keunggulan Senayan lainnya adalah multi-platform, yang artinya bisa berjalan secara native hampir di semua Sistem Operasi yang bisa menjalankan bahasa pemrograman PHP (http://www.php.net) dan RDBMS MySQL (http://www.mysql.com). Senayan sendiri dikembangkan di atas platform GNU/Linux dan berjalan dengan baik di atas platform lainnya seperti Unix *BSD danWindows. Senayanmerupakan aplikasi berbasis web dengan pertimbangan cross-platform. Sepenuhnya dikembangkan menggunakan Software Open Source yaitu: PHP Web Scripting Language, (www.php.net) dan MySQL Database Server (www.mysql.com). Untuk meningkatkan interaktifitas agar bisa tampil seperti aplikasi desktop, juga digunakan teknologi AJAX (Asynchronous JavaScript And XML).
Senayan juga menggunakan Software Open Source untuk menambah fitur seperti PhpThumb dan Simbio (development platform yang dikembangkan dari proyek Igloo). Untuk itu Senayan dilisensikan dibawah GPLv3 yang menjamin kebebasan dalam mendapatkan, memodifikasi dan mendistribusikan kembali (rights to use, study, copy, modify, and redistribute computer programs). Lebih detail tentang GPLv3 bisa dibaca di http://www.gnu.org/licenses/gpl-3.0.html. Senayan versi 1 dan 2 tidak dirilis ke publik karena masih tahap ujicoba dan sedang dalam penyempurnaan. Sejak versi 3, Senayan dianggap sudah stabil untuk dirilis ke publik dan sudah waktunya diujicoba oleh komunitas pustakawan. Diharapkan dengan peer-to-peer review oleh publik, software Senayan semakin stabil dan fitur-fiturnya bisa semakin beragam dan mengakomodasi banyak kebutuhan. Untuk melihat demo dan mendownload software Senayan, bisa berkunjung ke http://senayan.web.id .
Fitur Senayan antara lain:
Online Public Access Catalog (OPAC) dengan pembuatan thumbnail yang degenerate on-the-fly. Thumbnail berguna untuk menampilkan cover buku. Mode penelusuran tersedia untuk yang sederhana (Simple Search) dan tingkat lanjut (Advanced Search)
Detail record juga tersedia format XML (Extensible Markup Language) standar MODS untuk kebutuhan web service.
Fitur Z39.50, p2p service dan SRU untuk copycataloging dari berbagai perpustakaan
Manajemen data bibliografi yang efisien meminimalisasi pengulangan data.
Manajemen masterfile untuk data referensial seperti GMD (General Material Designation),
Tipe Koleksi, Penerbit, Pengarang, Lokasi, Supplier, dan lain-lain.
*       Sirkulasi dengan fitur:
        Transaksi peminjaman dan pengembalian
        Reservasi koleksi
        Aturan peminjaman yang fleksibel
        Informasi keterlambatan dan denda
*       Manajemen keanggotaan
*       Inventarisasi koleksi (stocktaking)
*       Laporan dan Statistik
*       Pengelolaan terbitan berkala
*       Dukungan pengelolaan dokumen multimedia (.flv,.mp3) dan dokumen digital.
*      Khusus untuk pdf dalam bentuk streaming.
*       Senayan mendukung beragam format bahasa termasuk bahasa yang tidak menggunakan
*      penulisan selain latin.
*      Menyediakan berbagai bahasa pengantar (Indonesia, Inggris, Spanyol, Arab, Jerman,
*      Bengali, Thailand).
*      Dukungan Modul Union Catalog Service
*      Counter Pengunjung perpustakaan
*      Member Area untuk melihat dan mengunduh koleksi sedang dan pernah dipinjam.
*      Modul sistem dengan fitur:
        Konfigurasi sistem global
        Manajemen modul
        Manajemen User (Staf Perpustakaan) dan grup
        Pengaturan hari libur
        Pembuatan barcode otomatis
Pengertian indeks
            Indeks merupakan alat bantu temu (finding aids) ke posisi sebuah materi perpustakaan dalam koleksi perpustakaan. Maka bila pembaca menyimak batasan kata indeks, indeks dalam arti kontemporer sinonim dengan catalog.
Catalog dalam pengertian disini adalah OPAC yang mana suatu catalog yang menggunakan TI (Komputer) dalam proses penginputannya, dan dalam makalah ini akan di bahas lebih lanjut bagaimana proses penginputan data informasi sebuah buku untuk menjadi sebuah OPAC dengan menggunakan aplikasi senayan.
PROSEDUR INPUT DATA BUKU KE DALAM SENAYAN
1.      Loginlah dengan username dan password yang telah anda dapatkan dari administrator / gunakan login standar aplikasi SLiMS.
2.      Klik Menu Bibliography.
3.      Kemudian klik sub menu Add New Bibliography.
4.      Lalu isilah kolom-kolom sebagai berikut:
5.      Title, isilah judul koleksi pada kolom ini
6.      Edition, apabila pada koleksi yang akan kita olah terdapat informasi mengenai edisi, maka isilah informasi edisi pada kolom ini, misalnya edisi ke-2, dan sebagainya
7.      Specic Detail Info, Kolom ini menurut AACR, digunakan untuk koleksi non-printed material. Kosongkan jika tidak dipergunakan
8.      Author, Untuk mengisi nama pengarang caranya adalah mengklik tulisan Add Author(s), kemudian akan muncul form baru, lalu isilah nama pen- garang tersebut, kemudian pilihlah tipe pengarang tersebut, apakah dia sebagai personal name, organizational body, atau conference. Kemudian pilihlah kedudukan si pengarang tersebut, apakah dia sebagai pengarang utama, pengarang tambahan, penerjemah, editor, dan sebagainya.
9.      GMD, singkatan dari General Material Designation, adalah jenis bahan umum suatu dokumen. GMD digunakan untuk memdakan jenis dokumen buku (printed) dengan dokumen lainnya (non-printed). di dalam standar AACR terdapat daftar GMD yaitu, art original music (for printed mu- sic), art reproduction, newspaper, braille picture, cartographic material, poster, chart, realia, diorama, slide, electronic resource, technical drawing, lmstrip, MP3 (for recorded music), ash card, CD (for recorded music), game, cassette (for recorded music), globe, book on cassette, graphic novel, book on CD, kit, book on MP3, large print, DAISY sound recording, mag- azine, toy, manuscript, transparency, microform, VHS, microscope, slide, DVD, model, Blu-ray. dan motion picture.
10.  Frequency, adalah frekwensi terbit, kolom ini diisi apabila kita mengolah koleksi terbitan berkala
11.  ISBN/ISSN, Adalah nomor ISBN atau nomor ISSN dari koleksi kita. dalam pengisian ISBN atau ISSN, penulis merekomendasikan untuk mengisinya tanpa karakter tambahan seperti tanda (-) dan sebagainya. Jadi cukup mengis dengan angka saja, hal ini saya sarankan agar ketika kita ingin melakukan pertukaran data (misalnya copycataloguing), data kita dapat dicopy oleh perpustakaan lain
12.  Classication, Kolom ini diisi dengan nomor klasikasi yang kita gu- nakan di perpustakaan kita, apakah itu DDC ataupun UDC, atau dengan sistem klasikasi lain
13.  Publisher, Adalah kolom penerbit, jika sebelumnya kita telah mema- sukkan nama penerbit gramedia misalnya, maka kita cukup mencarinya pada kolom bagian sebelah kanan. namun apabila ternyata hasilnya NO maka kita ketikkan saya nama penerbit tersebut pada kolom pencarian. Nanti setelah kita melakukan penyimpanan, maka nama pernebit tersebut akan secara otomatis masuk ke dalam daftar penerbit yang ada di SLiMS 14. Publishing Year, tahun terbit, isilah tahun dokumen/koleksi tersebut diterbitkan. Misalnya 2011, 2012, dan seterusnya
14.  Publisher Place, Adalah kolom tempat/kota terbit, jika sebelumnya kita telah memasukkan tempat/kota terbit Jakarta, Bandung, atau Surabaya misalnya, maka kita cukup mencarinya pada kolom bagian sebelah kanan. Namun apabila ternyata hasilnya NO DATA FOUND, maka kita ketikkan saya tempat/kota tersebut pada kolom pencarian. Nanti setelah kita melakukan penyimpanan, maka tempat terbit/ kota terbit tersebut akan secara otomatis masuk ke dalam daftar penerbit yang ada di SLiMS
15.  Collation, Kolasi adalah keterangan deskripsi sik suatu dokumen, seperti jumlah halaman romawi, arab, tinggi buku, dan sebagainya
16.  Series Title, Judul seri. terkadang kita menemukan koleksi yang terda- pat judul serinya, misalanya seri pengetahuan alam, seri anak sholeh dan seterusnya. Apabila kita menemukan koleksi yang terdapat keterangan judul serinya, maka isilah judul seri tersebut pada kolom ini.
17.  Call Number, atau dalam bahasa Indonesianya adalah Nomor Panggil digunakan untuk memanggil / mencari keberadaan suatu koleksi di per- pustakaan. Biasanya koleksi perpustakaan yang disusun di rak berdasarkan subyeknya akan memberi Call Number pada setiap koleksi dengan men- empelkan Nomor Klasikasi, Tiga Huruf nama pengarang, dan 1 huruf judul pada Punggung Koleksi. Misalnya 340 RAS u. Nomor inilah yang kita isikan pada kolom Call Number.
18.  Subject(s), Setiap perpustakaan menggunakan tajuk subyek yang berbeda dengan perpustakaan lain tergantung jenis perpustakaannya. Untuk mengisi subyek caranya adalah mengklik tulisan Add Subject(s), kemudian akan muncul form baru, lalu isilah subyek tersebut, kemudian pilihlah tipe sub- yek tersebut, apakah dia sebagai topic, geograc, name, temporal. genre, atau occupation. Kemudian pilihlah kedudukan subyek tersebut, apakah dia sebagai subyek utama, atau subyek tambahan.
19.  Language, pilihkan bahasa dan sesuaikan dengan bahasa dokumen yang kita olah
20.  Abstract/Notes, Abstrak/Catatan biasanya digunakan untuk menam- bahkan informasi yang berkaitan dengan koleksi tersebut, tujuannya agar pengunjung perpustakaan dapat mengetahui secara umum gambaran koleksi tersebut.
21.  Image, Apabila kita ingin mempercantik tampikan katalog kita dengan gambar cover buku, atau cover dokumen lainnya. maka kita dapat mema- sukkan le gambar cover tersebut pada kolom ini. caranya adalah klik pada tombol browse, kemudian carilah le gambar tersebut yang telah kita simpan sebelumnya pada komputer kita.
22.  File Attachment, Kolom File Attachment digunakan apabila kita memi- liki le-le digital seperti pdf, mp3, mp4, v, dan sebagainya, kemudian kita ingin pengguna perpustakaan dapat mendownload/melihat le digi- tal tersebut pada katalog kita. Untuk memasukkan le tersebut caranya adalah Klik Add Attachment, kemudian isilah Judul le digital tersebut pada kolom title, kemudian biarkan saja Repo Directory pada pilihan Repository Root, kemudian tekan tombol browse, lalu carilah le digi- tal yang akan kita masukkan. Kemudian pilih Upload Now. Apabila kita ingin melakukan pembatan hak akses terhadap le digital tersebut, misalnya hanya anggota premium yang dapat melihat le tersebut, maka pilihkan Access Private, lalu contreng pada tipe keanggotaan Premium.
23.  Hide in OPAC, Pada kolom Hide in OPAC terdapat dua pilihan yaitu, Show dan Hide. Apabila kita memilih Show, maka ketika selesai di- lakukan entry data, maka pengunjung/anggota perpustakaan akan dapat langsung melihat data koleksi tersebut pada OPAC. Namun apabula kita meilih Hide, maka pengunjung/anggota perpustakaan tidak dapat meli- hat koleksi tersebut pada halaman OPAC. Fungsi dari Hide in OPAC ini bagi staf bagian pengolahan koleksi sangatlah menguntungkan, di- mana ketika proses katalogisasi belum selesai, atau koleksi belum siap untuk dilayankan, staf perpustakaan yang sedang mengolah koleksi dapat memilih opsi Hide, agar pengunjung/anggota perpustakaan tidak dapat menemukan koleksi tersebut, dikarenakan koleksi tersebut sedang dalam proses pengolahan
24.  Promote to Homepage, Ada kalanya perpustakaan ingin menampilkan koleksi barunya pada katalognya. Aplikasi SLiMS memungkinkan bagian pengolahan untuk menempatkan daftar koleksi terbarunya pada halaman pertama pada OPAC. Apabila kita memilih Dont Promote, maka koleksi yang kita sudah kita entry tidak akan tampil pada page pertama OPAC. namun apabila kita memilih Promote, maka hasil koleksi yang sudah kita entry akan muncul pada halaman pertama OPAC
25.  Label, adalah icon untuk untuk kita tampilkan pada halaman OPAC. Icon pada label bisa kita ganti sesuai dengan kebutuhan kita. label digunakan untuk memberi tanda / keterangan pada koleksi yang kita inginkan. Mis- alnya koleksi ini adalah koleksi favorit, maka kita dapat memberi tanda label icon favorit pada koleksi tersebut dengan cara mencontreng pada kolom label.
26.  Setelah semua kolom terisi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penyimpan dengan cara mengkil tombol Save
27.  Kegiatan Katalogisasi selesai
Selanjutnya  kita harus mengisi item data dengan cara sebagai berikut:
1.      Klik Edit pada daftar bibliograyang copiesnya none
2.      Kemudian klik edit lagi pada sisi bagian kanan
3.      Perhatikan pada kolom nomor
4.      (di bawah kolom Specic Detail Info) terdapat tulisan Item(s) data 4. Klik pada Add New Items, kemudian akan muncul beberapa kolom yang harus kita isi, yaitu:
5.      Item Code, pada kolom ini kita mengisi nomor induk/nomor apapun yang sifatnya unik (tidak boleh sama dengan nomor yang lain), artinya jika nomor tersebut sudah pernah kita isi, maka nomor tersebut tidak dapat digunakan lagi.
6.      Call Number, Kolom ini akan terisi secara otomatis apabila kita telah mengis kolom Call Number pada Bibliogra
7.      Invetory Code, Biasanya di beberapa perpustakaan memberikan nomor inventaris untuk setiap koleksi, apabila diperlukan aplikasi SLiMS menye- diakan kolom isian pencatatan kode Inventaris
8.      Location, Lokasi dimana suatu koleksi disimpan. Kadang kala, ada per- pustakaan yang membagi letak georas perpustakaannya. Misalnya di perpustakaan perguruan tinggi kita mengenal perpustakaan fakultas, per- pustakaan jurusan, atau perpustakaan universitas yang secara geogras letaknya berjauhan. Kita dapat mendenisikan lokasi perpustakaan ini pada Master le, lalu pilih Location
9.      Shelf Location, lokasi rak penyimpanan koleksi. Ada kalanya kita infor- masi keberadaan suatu koleksi berdasarkan lokasi rak, misalnya rak 100, rak 200 dan seterusnya. Apabila diperlukan, kita dapat mengisi kolom ini sesuai dengan letak lokasi rak di perpustakaan kita.
10.  Collection Type, Sebagaimana sudah kita pahami sebelumnya, tipe koleksi wajib kita denisikan, dikarenakan tipe koleksi ini akan berhubun- gan langsung dengan tata aturan peminjaman yang kita buat sebelumnya. Tentukan tipe koleksi dengan cara mengklik tombol bottom down (tanda panah ke bawah)
11.  Item Status, Status item adalah kondisi koleksi setiap item/eksemplar. Secara default, item status akan terset available (koleksi tersebut tersedia). Jika koleksi yang kita olah merupakan koleksi referensi, maka, ubahlah item status-nya No loan, yang berarti tidak dapat dipinjam. Status yang lain dapat kita gunakan untuk memberikan keterangan pada setiap item/eksemplar, misalnya hilang, rusak, sedang diperbaiki dan seterusnya 12. Order Number, Nomor pemesanan pembelian. Biasanya untuk ke- butuhan inventarisasi dan audit, perpustakaan mencantumkan informasi beruapa nomor pemesanan pembelian koleksi. apabila diperlukan isilah informasi tersebut pada kolom ini
12.  Order Date, Tanggal pemesanan pembelian Barang/Koleksi. isilah tang- gal koleksi tersebut dipesan pada kolom ini apabila diperlukan
13.  Recieving Date, tanggal penerimaan barang/koleksi. Biasanya ada in- terval waktu antara pemesanan dengan penerimaan barang/koleksi. Isilah tanggal penerimaan barang/koleksi tersebut pada kolom ini apabila diper- lukan
14.  Supplier, Supplier adalah informasi mengenai agen/pihak ketiga dimana kita melakukan pembelikan koleksi. Isilah nama supplier tersebut jika dibutuhkan.
15.  Source, Sumber koleksi tersebut diperoleh, apabila koleksi tersebut be- rasal dari pembelian maka pilih buy, apabila didapat dari hibah maka pilihlah prize/grant
16.  Invoice, Invoice adalah keterangan nomor invoice pembelian, apabila diperlukan isilah nomor invoice pembelian koleksi
17.  Invoice Date, tanggal invoice adalah tanggal yang tertera pada invoice pembelian koleksi, isilah tanggal invoice tersebut pada kolom ini
18.  Price, harga masukkanlah nilai nominal pembelian tersebut lalu pilih simbol mata uang yang terdapat pada kolom disebelahnya dengan cara mengklik tombol panah ke bawah
19.  Kemudian apabila telah selesai, tekan tombol Save
20.  Kemudian klik tombol Update
21.  Selesai
BAB III PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Dari uraian dan pembahasan yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya penulis dapat mengambil suatu kesimpulan sebagai berikut:
            Automasi perpustakaan adalah sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan teknologi informasi (TI). (Nur: 2007). Dalam sebuah pengindeksan yang mengunakan system automasi yaitu senayan maka dapat diperoleh  kemudahan pengindeksan. Sehingga pengguna dapat menggunakan fasilitas-fasilitas perpustakaan dengan seefisien mungkin tanpa harus mengeluarkan biaya dan waktu yang banyak. Dengan adanya automasi itu juga suatu perpustakaan dapat meningkatkan citra perpustakaan tersebut.
Proses input data Senayan adalah Open Source Software (OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan  automasi perpustakaan (library automation) skala kecil hingga skala besar. Proses penginputan senayan dapat dilakukan dengan cara: login, klik menu bibliography kemudian klik sub menu add new bibliography kemudian isikan data pada kolom-kolom yang ada, setelah selesai klik save.
Kita dapat melihat inputan data tadi dengan cara mengeklik menu OPAC kemudian masukan keyword sesuai buku yang akan ditelusur.






DAFTAR PUSTAKA
Glosarium teknologi informasi(2002). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia untuk Pusat Bahasa
Modul senayan Meranti 5
Nur, Hassan. 2007. Otomasi Perpustakaan. http://librarycorner.org/2007/02/28/otomasiperpustakaan/ diakses tanggal 23 Mei 2013.

Purwono. 2008. Otomasi Perpustakaan: Pengenalan Otomasi Perpustakaan
http://maspurwono.multiply.com/journal/item/9/OTOMASI_PERPUSTAKAAN
diakses tanggal 23 Mei 2013.

Unair. 2007. Open Source untuk Otomasi Perpustakaan http://pstp-unair.blogspot.com/2007/09/open-source-untuk-otomasiperpustakaan.
html diakses tanggal 23 Mei 2013

Wahono, Romi Satrio. 2006. Teknologi Informasi untuk Perpustakaan: Perpustakaan Digital dan Sistem Otomasi Perpustakaan..
http://118.98.171.131/webs/websites/ilmu%20Komputer/ilmukomputer.com/2006
/09/15/teknologi-informasi-untuk-perpustakaan-perpustakaan digital-dan-sistemotomasi-
perpustakaan/index.html diakses tanggal 23 Mei 2013.