NDEKS DALAM ARTI KONTEMPORER:
Pembuatan OPAC Menggunakan Aplikasi Senayan
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan dunia perpustakaan, dari segi data dan
dokumen yang disimpan,dimulai dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri
dari kumpulan koleksi buku tanpa katalog, kemudian muncul perpustakaan semi
modern yang menggunakan katalog (index).
Perkembangan mutakhir adalah munculnya perpustakaan
digital (digital library) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan
karena berorientasi ke data digital dan media jaringan komputer (internet). Di
sisi lain, dari segi manajemen (teknik pengelolaan), dengan semakin kompleksnya
koleksi perpustakaan, saat ini muncul kebutuhan akan penggunaan teknologi
informasi untuk otomatisasi business process di perpustakaan. Sistem
yang dikembangkan kemudian terkenal dengan sebutan system automasi perpustakaan
(library automation system). Proses pengolahan data koleksi menjadi
lebih akurat dan cepat untuk ditelusur kembali. Dengan demikian para pustakawan
dapat menggunakan waktu lebihnya untuk mengurusi pengembangan perpustakaan
karena beberapa pekerjaan yang bersifat berulang (repetable) sudah diambil
alih
oleh komputer.Makalah ini menguraikan tentang pemanfaatan teknologi informasi, khususnya
dalam pengelolaan data elektronik dan sistem automasi perpustakaan dari berbagai
sudut pandang.
Automasi perpustakaan adalah sebuah proses
pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan teknologi informasi (TI).
(Nur: 2007) Dengan bantuan teknologi informasi maka beberapa pekerjaan manual
dapat dipercepat dan diefisienkan. Selain itu proses pengolahan data koleksi
menjadi lebih akurat dan cepat untuk ditelusur kembali.
Dengan demikian para pustakawan dapat menggunakan
waktu lebihnya untuk mengurusi pengembangan perpustakaan karena beberapa
pekerjaan yang bersifat berulang (repetable) sudah diambil alih oleh komputer.
Automasi Perpustakaan bukanlah hal yang baru lagi dikalangan dunia
perpustakaan. Konsep dan implementasinya sudah dilakukan sejak lama, namun di
indonesia baru populer baru-baru ini setelah perkembangan Teknologi Informasi di
Indonesia mulai berkembang pesat
1.1 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang diatas, Adapun rumusan masalahnya yaitu:
1.
Mengapa sebuah perpustakaan harus
melakukan automasi perpustakaan
2.
Bagaimana proses input data informasi
sebuah buku, untuk dimasukan kedalam senayan hingga akhirnya menghasilkan
sebuah catalog yang dapat di akses secara online/localhost
1.2 TUJUAN
Pada
dasarnya sudah menjadi hal yang umum, bahwa setiap aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan oleh manusia selalu didasarkan atas maksud atau tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan pada hakikatnya adalah menjawab dari rumusan masalah.
Tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah dengan sebagai berikut:
1.
untuk mengetahui pentingnya sebuah
automasi perpustakaan
2.
untuk mengetahui prosedur pembuatan OPAC
menggunakan SENAYAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PEMBAHASAN
Menurut (Arif: 2003). Automasi Perpustakaan adalah
penerapan teknologi informasi pada pekerjaan administratif di perpustakaan agar
lebih efektif dan efisien. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan
sistem informasi perpustakaan. Mengapa sebuah perpustakaan harus mmelakukan
automasi? Automasi perpustakaan merupakan hal yang sangat vital untuk sekarang
ini, mengapa demikian? Di era modernisasi semua aspek kehidupan sudah dan harus
memakai dan menerapkan tekhnologi informasi dalam aktifitas sehari-hari, begitu
pula aktifitas/siklus atau proses di perpustakaan juga dituntut untuk menggunakan TI. Menurut Purwono terdapat faktor
penggerak dan alassan sebuah perpustakaan untuk melakukan automisi perpustakaan
Faktor Penggerak
·
Kemudahan mendapatkan produk TI
·
Harga semakin terjangkau untuk
memperoleh produk TI
·
Kemampuan dari teknologi informasi
·
Tuntutan layanan masyarakat serba klik
Alasan lain
·
Mengefisienkan dan mempermudah pekerjaan
dalam perpustakaan
·
Memberikan layanan yang lebih baik
kepada pengguna perpustakaan
·
Meningkatkan citra perpustakaan
·
Pengembangan infrastruktur nasional,
regional dan global
Cakupan dari
Automasi Perpustakaan
·
Pengadaan koleksi
·
Katalogisasi
·
Sirkulasi, reserve, inter-library
loan
·
Pengelolaan terbitan berkala
·
Penyediaan katalog (OPAC)
·
Pengelolaan anggota
·
Statistik (Laporan)
Beberapa hal yang harus
diketahui dan dikerjakan oleh pustakawan dalam
mengautomasikan perpustakaannya adalah:
·
Paham akan maksud dan ruang lingkup dan
unsur dari AP (automasi perpustakaan)
·
Paham dan bisa mengapresiasi pentingnya
melaksanakan analisis sistem yang menyeluruh sebelum merencanakan desain sistem
·
Paham akan dan bisa mengapresiasi
manfaat analisis sistem dan desain, implementasi,evaluasi dan maintenance.
·
Paham akan proses evaluasi software
sejalan dengan proposal sebelum menentukan sebuah sistem
·
Paham akan dan bisa mengapresiasi
pentingnya pelatihan untuk staf dan keterlibatan mereka dalam seluruh proses
kerja
Perangkat
Automasi
Perangkat
automasi yang dimaksud disini adalah perangkat atau alat yang digunakan untuk
membantu kelancaran proses automasi. Perangkat ini terdiri dari 2 (dua) bagian,
yaitu :
a. Perangkat Keras, dan
b. Perangkat Lunak Automasi.
Tanpa
adanya dua perangkat ini secara memadai
maka proses automasi tidak akan dapat berjalan dengan baik.
a.
Perangkat Keras (Hardware)
Sebelum memulai proses automasi, sebuah perangkat
keras perlu disiapkan. Yang dimaksud perangkat keras disini adalah sebuah
komputer dan alat bantunya seperti Printer, Barcode, Scanner, dan sebagainya.
Empat buah komputer sudah cukup untuk digunakan di dalam memulai proses automasi pada
perpustakaan kecil dalam hal ini perpustakaan sekolah. Sedangkan untuk
perpustakaan besar, diperlukan lebih banyak komputer dan pelengkapnya agar
pelayanan kepada pengguna menjadi lancar. Spesifikasi minimal biasanya tergantung
dari software yang digunakan. Misalnya, software senayan (program automasi
perpustakaan buatan Diknas RI) minimal menggunakan pentium III. Sebab semakin
banyak tampilan berbasis grafis (gambar) maka semakin membutuh-kan spesifikasi
yang tinggi.
b.
Perangkat Lunak Automasi (Software)
Sebuah
perpustakaan yang hendak menjalankan proses automasi maka harus ada sebuah
perangkat lunak sebagai alat bantu. Perangkat lunak ini mutlak diperlukan
keberadaannya karena digunakan sebagai alat bantu mengefisienkan dan
mengefektifkan proses.
Ada
3 (tiga) cara untuk memperoleh perangkat lunak, antara lain :
1. Membangun sendiri dengan bantuan seorang
developer perangkat lunak. Jika instansi Anda mempunyai tenaga programer maka
langkah pertama ini bisa dilakukan karena dapat menghemat biaya membeli
perangkat lunak automasi.
2. Menggunakan
perangkat lunak gratis, misalnya : CDS/ISIS, WinISIS, KOHA, OtomigenX, Senayan
Library, dan sebagainya. Perangkat lunak ini bisa didapatkan dari internet
karena didistribusikan secara gratis kepada semua saja yang memerlukan. Walaupun
gratis perangkat lunak ini masih banyak kekurangan dan masih harus dimodifikasi
lebih lanjut agar memenuhi sesuai dengankebutuhan masing-masing perpustakaan.
3. Membeli
perangkat lunak komersial beserta training dan supportnya yang dibangun oleh
pihak ketiga. Perangkat lunak komersial, merupakan hasil riset pengembangnya dan
mudah untuk diimplementasikan karena hanya perlu dilakukan perubahan fitur sedikit
atau tidak sama sekali. Training dan Support selama beberapa periode waktu juga
akan diberikan oleh vendor secara penuh sehingga pengguna dapat langsung menggunakan
tanpa harus bersusah payah lagi. Pilihan ini dapat dipilih jika terdapat dana
yang mencukupi untuk membeli perangkat lunak.
Dalam makalah ini akan dibahas
tentang penekanan terhadap penggunaan senayan dalam membuat catalog
online/localhost atau yang biasa disebut OPAC.
Senayan adalah Open Source Software
(OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan
automasi perpustakaan (library automation) skala kecil hingga skala
besar. Dengan fitur yang cukup lengkap dan masih terus aktif dikembangkan,
Senayan sangat cocok digunakan bagi perpustakaan yang memiliki koleksi, anggota
dan staf banyak di lingkungan jaringan, baik itu jaringan lokal (intranet)
maupun Internet. Keunggulan Senayan lainnya adalah multi-platform, yang artinya
bisa berjalan secara native hampir di semua Sistem Operasi yang bisa
menjalankan bahasa pemrograman PHP (http://www.php.net) dan RDBMS MySQL (http://www.mysql.com).
Senayan sendiri dikembangkan di atas platform GNU/Linux dan berjalan dengan
baik di atas platform lainnya seperti Unix *BSD danWindows. Senayanmerupakan
aplikasi berbasis web dengan pertimbangan cross-platform. Sepenuhnya dikembangkan
menggunakan Software Open Source yaitu: PHP Web Scripting Language,
(www.php.net) dan MySQL Database Server (www.mysql.com). Untuk meningkatkan
interaktifitas agar bisa tampil seperti aplikasi desktop, juga digunakan
teknologi AJAX (Asynchronous JavaScript And XML).
Senayan juga menggunakan Software Open
Source untuk menambah fitur seperti PhpThumb dan Simbio (development platform
yang dikembangkan dari proyek Igloo). Untuk itu Senayan dilisensikan dibawah
GPLv3 yang menjamin kebebasan dalam mendapatkan, memodifikasi dan
mendistribusikan kembali (rights to use, study, copy, modify, and redistribute
computer programs). Lebih detail tentang GPLv3 bisa dibaca di http://www.gnu.org/licenses/gpl-3.0.html. Senayan versi 1 dan 2 tidak dirilis ke publik karena masih tahap
ujicoba dan sedang dalam penyempurnaan. Sejak versi 3, Senayan dianggap sudah
stabil untuk dirilis ke publik dan sudah waktunya diujicoba oleh komunitas
pustakawan. Diharapkan dengan peer-to-peer review oleh publik, software Senayan
semakin stabil dan fitur-fiturnya bisa semakin beragam dan mengakomodasi banyak
kebutuhan. Untuk melihat demo dan mendownload software Senayan, bisa berkunjung
ke http://senayan.web.id .
Fitur Senayan antara lain:
Online Public Access Catalog (OPAC) dengan pembuatan thumbnail
yang degenerate on-the-fly. Thumbnail berguna untuk menampilkan cover buku.
Mode penelusuran tersedia untuk yang sederhana (Simple Search) dan tingkat
lanjut (Advanced Search)
Detail record juga tersedia format XML (Extensible Markup
Language) standar MODS untuk kebutuhan web service.
Fitur Z39.50, p2p service dan SRU untuk copycataloging dari
berbagai perpustakaan
Manajemen data bibliografi yang efisien meminimalisasi pengulangan
data.
Manajemen masterfile untuk data referensial seperti GMD (General
Material Designation),
Tipe Koleksi, Penerbit, Pengarang, Lokasi, Supplier, dan
lain-lain.
Sirkulasi dengan fitur:
–
Transaksi peminjaman dan
pengembalian
–
Reservasi koleksi
–
Aturan peminjaman yang
fleksibel
–
Informasi keterlambatan dan
denda
Manajemen keanggotaan
Inventarisasi koleksi (stocktaking)
Laporan dan Statistik
Pengelolaan terbitan berkala
Dukungan pengelolaan dokumen multimedia
(.flv,.mp3) dan dokumen digital.
Khusus untuk pdf dalam
bentuk streaming.
Senayan mendukung beragam format bahasa
termasuk bahasa yang tidak menggunakan
penulisan selain latin.
Menyediakan berbagai bahasa
pengantar (Indonesia, Inggris, Spanyol, Arab, Jerman,
Bengali, Thailand).
Dukungan Modul Union Catalog
Service
Counter Pengunjung
perpustakaan
Member Area untuk melihat
dan mengunduh koleksi sedang dan pernah dipinjam.
Modul sistem dengan fitur:
–
Konfigurasi sistem global
–
Manajemen modul
–
Manajemen User (Staf Perpustakaan)
dan grup
–
Pengaturan hari libur
–
Pembuatan barcode otomatis
Pengertian
indeks
Indeks
merupakan alat bantu temu (finding aids) ke posisi sebuah materi
perpustakaan dalam koleksi perpustakaan. Maka bila pembaca menyimak batasan
kata indeks, indeks dalam arti kontemporer sinonim dengan catalog.
Catalog
dalam pengertian disini adalah OPAC yang mana suatu catalog yang menggunakan TI
(Komputer) dalam proses penginputannya, dan dalam makalah ini akan di bahas
lebih lanjut bagaimana proses penginputan data informasi sebuah buku untuk
menjadi sebuah OPAC dengan menggunakan aplikasi senayan.
PROSEDUR INPUT DATA
BUKU KE DALAM SENAYAN
1. Loginlah
dengan username dan password yang telah anda dapatkan dari administrator /
gunakan login standar aplikasi SLiMS.
2. Klik
Menu Bibliography.
3. Kemudian
klik sub menu Add New Bibliography.
4. Lalu
isilah kolom-kolom sebagai berikut:
5. Title,
isilah judul koleksi pada kolom ini
6. Edition,
apabila pada koleksi yang akan kita olah terdapat informasi mengenai edisi,
maka isilah informasi edisi pada kolom ini, misalnya edisi ke-2, dan sebagainya
7. Specic
Detail Info, Kolom ini menurut AACR, digunakan untuk koleksi non-printed
material. Kosongkan jika tidak dipergunakan
8. Author,
Untuk mengisi nama pengarang caranya adalah mengklik tulisan Add Author(s),
kemudian akan muncul form baru, lalu isilah nama pen- garang tersebut, kemudian
pilihlah tipe pengarang tersebut, apakah dia sebagai personal name,
organizational body, atau conference. Kemudian pilihlah kedudukan si pengarang
tersebut, apakah dia sebagai pengarang utama, pengarang tambahan, penerjemah,
editor, dan sebagainya.
9. GMD,
singkatan dari General Material Designation, adalah jenis bahan umum suatu
dokumen. GMD digunakan untuk memdakan jenis dokumen buku (printed) dengan
dokumen lainnya (non-printed). di dalam standar AACR terdapat daftar GMD yaitu,
art original music (for printed mu- sic), art reproduction, newspaper, braille
picture, cartographic material, poster, chart, realia, diorama, slide,
electronic resource, technical drawing, lmstrip, MP3 (for recorded music), ash
card, CD (for recorded music), game, cassette (for recorded music), globe, book
on cassette, graphic novel, book on CD, kit, book on MP3, large print, DAISY
sound recording, mag- azine, toy, manuscript, transparency, microform, VHS,
microscope, slide, DVD, model, Blu-ray. dan motion picture.
10. Frequency,
adalah frekwensi terbit, kolom ini diisi apabila kita mengolah koleksi terbitan
berkala
11. ISBN/ISSN,
Adalah nomor ISBN atau nomor ISSN dari koleksi kita. dalam pengisian ISBN atau
ISSN, penulis merekomendasikan untuk mengisinya tanpa karakter tambahan seperti
tanda (-) dan sebagainya. Jadi cukup mengis dengan angka saja, hal ini saya
sarankan agar ketika kita ingin melakukan pertukaran data (misalnya
copycataloguing), data kita dapat dicopy oleh perpustakaan lain
12. Classication,
Kolom ini diisi dengan nomor klasikasi yang kita gu- nakan di perpustakaan
kita, apakah itu DDC ataupun UDC, atau dengan sistem klasikasi lain
13. Publisher,
Adalah kolom penerbit, jika sebelumnya kita telah mema- sukkan nama penerbit
gramedia misalnya, maka kita cukup mencarinya pada kolom bagian sebelah kanan.
namun apabila ternyata hasilnya NO maka kita ketikkan saya nama penerbit
tersebut pada kolom pencarian. Nanti setelah kita melakukan penyimpanan, maka
nama pernebit tersebut akan secara otomatis masuk ke dalam daftar penerbit yang
ada di SLiMS 14. Publishing Year, tahun terbit, isilah tahun dokumen/koleksi
tersebut diterbitkan. Misalnya 2011, 2012, dan seterusnya
14. Publisher
Place, Adalah kolom tempat/kota terbit, jika sebelumnya kita telah memasukkan
tempat/kota terbit Jakarta, Bandung, atau Surabaya misalnya, maka kita cukup
mencarinya pada kolom bagian sebelah kanan. Namun apabila ternyata hasilnya NO
DATA FOUND, maka kita ketikkan saya tempat/kota tersebut pada kolom pencarian.
Nanti setelah kita melakukan penyimpanan, maka tempat terbit/ kota terbit
tersebut akan secara otomatis masuk ke dalam daftar penerbit yang ada di SLiMS
15. Collation,
Kolasi adalah keterangan deskripsi sik suatu dokumen, seperti jumlah halaman
romawi, arab, tinggi buku, dan sebagainya
16. Series
Title, Judul seri. terkadang kita menemukan koleksi yang terda- pat judul
serinya, misalanya seri pengetahuan alam, seri anak sholeh dan seterusnya.
Apabila kita menemukan koleksi yang terdapat keterangan judul serinya, maka
isilah judul seri tersebut pada kolom ini.
17. Call
Number, atau dalam bahasa Indonesianya adalah Nomor Panggil digunakan untuk
memanggil / mencari keberadaan suatu koleksi di per- pustakaan. Biasanya
koleksi perpustakaan yang disusun di rak berdasarkan subyeknya akan memberi
Call Number pada setiap koleksi dengan men- empelkan Nomor Klasikasi, Tiga
Huruf nama pengarang, dan 1 huruf judul pada Punggung Koleksi. Misalnya 340 RAS
u. Nomor inilah yang kita isikan pada kolom Call Number.
18. Subject(s),
Setiap perpustakaan menggunakan tajuk subyek yang berbeda dengan perpustakaan
lain tergantung jenis perpustakaannya. Untuk mengisi subyek caranya adalah
mengklik tulisan Add Subject(s), kemudian akan muncul form baru, lalu isilah
subyek tersebut, kemudian pilihlah tipe sub- yek tersebut, apakah dia sebagai
topic, geograc, name, temporal. genre, atau occupation. Kemudian pilihlah
kedudukan subyek tersebut, apakah dia sebagai subyek utama, atau subyek
tambahan.
19. Language,
pilihkan bahasa dan sesuaikan dengan bahasa dokumen yang kita olah
20. Abstract/Notes,
Abstrak/Catatan biasanya digunakan untuk menam- bahkan informasi yang berkaitan
dengan koleksi tersebut, tujuannya agar pengunjung perpustakaan dapat
mengetahui secara umum gambaran koleksi tersebut.
21. Image,
Apabila kita ingin mempercantik tampikan katalog kita dengan gambar cover buku,
atau cover dokumen lainnya. maka kita dapat mema- sukkan le gambar cover
tersebut pada kolom ini. caranya adalah klik pada tombol browse, kemudian
carilah le gambar tersebut yang telah kita simpan sebelumnya pada komputer
kita.
22. File
Attachment, Kolom File Attachment digunakan apabila kita memi- liki le-le
digital seperti pdf, mp3, mp4, v, dan sebagainya, kemudian kita ingin pengguna
perpustakaan dapat mendownload/melihat le digi- tal tersebut pada katalog kita.
Untuk memasukkan le tersebut caranya adalah Klik Add Attachment, kemudian
isilah Judul le digital tersebut pada kolom title, kemudian biarkan saja Repo
Directory pada pilihan Repository Root, kemudian tekan tombol browse, lalu
carilah le digi- tal yang akan kita masukkan. Kemudian pilih Upload Now.
Apabila kita ingin melakukan pembatan hak akses terhadap le digital tersebut,
misalnya hanya anggota premium yang dapat melihat le tersebut, maka pilihkan
Access Private, lalu contreng pada tipe keanggotaan Premium.
23. Hide
in OPAC, Pada kolom Hide in OPAC terdapat dua pilihan yaitu, Show dan Hide.
Apabila kita memilih Show, maka ketika selesai di- lakukan entry data, maka
pengunjung/anggota perpustakaan akan dapat langsung melihat data koleksi
tersebut pada OPAC. Namun apabula kita meilih Hide, maka pengunjung/anggota
perpustakaan tidak dapat meli- hat koleksi tersebut pada halaman OPAC. Fungsi
dari Hide in OPAC ini bagi staf bagian pengolahan koleksi sangatlah
menguntungkan, di- mana ketika proses katalogisasi belum selesai, atau koleksi
belum siap untuk dilayankan, staf perpustakaan yang sedang mengolah koleksi
dapat memilih opsi Hide, agar pengunjung/anggota perpustakaan tidak dapat
menemukan koleksi tersebut, dikarenakan koleksi tersebut sedang dalam proses
pengolahan
24. Promote
to Homepage, Ada kalanya perpustakaan ingin menampilkan koleksi barunya pada
katalognya. Aplikasi SLiMS memungkinkan bagian pengolahan untuk menempatkan
daftar koleksi terbarunya pada halaman pertama pada OPAC. Apabila kita memilih
Dont Promote, maka koleksi yang kita sudah kita entry tidak akan tampil pada
page pertama OPAC. namun apabila kita memilih Promote, maka hasil koleksi yang
sudah kita entry akan muncul pada halaman pertama OPAC
25. Label,
adalah icon untuk untuk kita tampilkan pada halaman OPAC. Icon pada label bisa
kita ganti sesuai dengan kebutuhan kita. label digunakan untuk memberi tanda /
keterangan pada koleksi yang kita inginkan. Mis- alnya koleksi ini adalah
koleksi favorit, maka kita dapat memberi tanda label icon favorit pada koleksi
tersebut dengan cara mencontreng pada kolom label.
26. Setelah
semua kolom terisi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penyimpan dengan
cara mengkil tombol Save
27. Kegiatan
Katalogisasi selesai
Selanjutnya
kita harus mengisiitem
data dengan cara sebagai berikut:
1. Klik
Edit pada daftar bibliograyang copiesnya none
2. Kemudian
klik edit lagi pada sisi bagian kanan
3. Perhatikan
pada kolom nomor
4. (di
bawah kolom Specic Detail Info) terdapat tulisan Item(s) data 4. Klik pada Add
New Items, kemudian akan muncul beberapa kolom yang harus kita isi, yaitu:
5. Item
Code, pada kolom ini kita mengisi nomor induk/nomor apapun yang sifatnya unik
(tidak boleh sama dengan nomor yang lain), artinya jika nomor tersebut sudah
pernah kita isi, maka nomor tersebut tidak dapat digunakan lagi.
6. Call
Number, Kolom ini akan terisi secara otomatis apabila kita telah mengis kolom
Call Number pada Bibliogra
7. Invetory
Code, Biasanya di beberapa perpustakaan memberikan nomor inventaris untuk
setiap koleksi, apabila diperlukan aplikasi SLiMS menye- diakan kolom isian
pencatatan kode Inventaris
8. Location,
Lokasi dimana suatu koleksi disimpan. Kadang kala, ada per- pustakaan yang
membagi letak georas perpustakaannya. Misalnya di perpustakaan perguruan tinggi
kita mengenal perpustakaan fakultas, per- pustakaan jurusan, atau perpustakaan
universitas yang secara geogras letaknya berjauhan. Kita dapat mendenisikan
lokasi perpustakaan ini pada Master le, lalu pilih Location
9. Shelf
Location, lokasi rak penyimpanan koleksi. Ada kalanya kita infor- masi
keberadaan suatu koleksi berdasarkan lokasi rak, misalnya rak 100, rak 200 dan
seterusnya. Apabila diperlukan, kita dapat mengisi kolom ini sesuai dengan
letak lokasi rak di perpustakaan kita.
10. Collection
Type, Sebagaimana sudah kita pahami sebelumnya, tipe koleksi wajib kita
denisikan, dikarenakan tipe koleksi ini akan berhubun- gan langsung dengan tata
aturan peminjaman yang kita buat sebelumnya. Tentukan tipe koleksi dengan cara
mengklik tombol bottom down (tanda panah ke bawah)
11. Item
Status, Status item adalah kondisi koleksi setiap item/eksemplar. Secara default,
item status akan terset available (koleksi tersebut tersedia). Jika koleksi
yang kita olah merupakan koleksi referensi, maka, ubahlah item status-nya No
loan, yang berarti tidak dapat dipinjam. Status yang lain dapat kita gunakan
untuk memberikan keterangan pada setiap item/eksemplar, misalnya hilang, rusak,
sedang diperbaiki dan seterusnya 12. Order Number, Nomor pemesanan pembelian.
Biasanya untuk ke- butuhan inventarisasi dan audit, perpustakaan mencantumkan
informasi beruapa nomor pemesanan pembelian koleksi. apabila diperlukan isilah
informasi tersebut pada kolom ini
12. Order
Date, Tanggal pemesanan pembelian Barang/Koleksi. isilah tang- gal koleksi
tersebut dipesan pada kolom ini apabila diperlukan
13. Recieving
Date, tanggal penerimaan barang/koleksi. Biasanya ada in- terval waktu antara
pemesanan dengan penerimaan barang/koleksi. Isilah tanggal penerimaan
barang/koleksi tersebut pada kolom ini apabila diper- lukan
14. Supplier,
Supplier adalah informasi mengenai agen/pihak ketiga dimana kita melakukan
pembelikan koleksi. Isilah nama supplier tersebut jika dibutuhkan.
15. Source,
Sumber koleksi tersebut diperoleh, apabila koleksi tersebut be- rasal dari
pembelian maka pilih buy, apabila didapat dari hibah maka pilihlah prize/grant
16. Invoice,
Invoice adalah keterangan nomor invoice pembelian, apabila diperlukan isilah
nomor invoice pembelian koleksi
17. Invoice
Date, tanggal invoice adalah tanggal yang tertera pada invoice pembelian
koleksi, isilah tanggal invoice tersebut pada kolom ini
18. Price,
harga masukkanlah nilai nominal pembelian tersebut lalu pilih simbol mata uang
yang terdapat pada kolom disebelahnya dengan cara mengklik tombol panah ke
bawah
19. Kemudian
apabila telah selesai, tekan tombol Save
20. Kemudian
klik tombol Update
21. Selesai
BAB III PENUTUP
3.1
SIMPULAN
Dari
uraian dan pembahasan yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya penulis dapat
mengambil suatu kesimpulan sebagai berikut:
Automasi
perpustakaan adalah sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan
bantuan teknologi informasi (TI). (Nur: 2007). Dalam sebuah pengindeksan yang
mengunakan system automasi yaitu senayan maka dapat diperoleh kemudahan pengindeksan. Sehingga pengguna
dapat menggunakan fasilitas-fasilitas perpustakaan dengan seefisien mungkin
tanpa harus mengeluarkan biaya dan waktu yang banyak. Dengan adanya automasi
itu juga suatu perpustakaan dapat meningkatkan citra perpustakaan tersebut.
Proses
input data Senayan adalah Open Source Software (OSS)
berbasis web untuk memenuhi kebutuhan
automasi perpustakaan (library automation) skala kecil hingga skala
besar. Proses penginputan senayan dapat dilakukan dengan cara: login, klik menu
bibliography kemudian klik sub menu add new bibliography kemudian isikan data
pada kolom-kolom yang ada, setelah selesai klik save.
Kita dapat melihat inputan data tadi dengan cara mengeklik menu
OPAC kemudian masukan keyword sesuai buku yang akan ditelusur.
DAFTAR PUSTAKA
Glosarium
teknologi informasi(2002). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia untuk Pusat Bahasa
Modul
senayan Meranti 5
Nur, Hassan. 2007. Otomasi
Perpustakaan. http://librarycorner.org/2007/02/28/otomasiperpustakaan/ diakses
tanggal 23 Mei 2013.
Purwono. 2008. Otomasi
Perpustakaan: Pengenalan Otomasi Perpustakaan
http://maspurwono.multiply.com/journal/item/9/OTOMASI_PERPUSTAKAAN
diakses tanggal 23
Mei 2013.
Unair. 2007. Open
Source untuk Otomasi Perpustakaan http://pstp-unair.blogspot.com/2007/09/open-source-untuk-otomasiperpustakaan.
html diakses
tanggal 23 Mei 2013
Wahono, Romi Satrio.
2006. Teknologi Informasi untuk Perpustakaan: Perpustakaan Digital dan
Sistem Otomasi Perpustakaan..
http://118.98.171.131/webs/websites/ilmu%20Komputer/ilmukomputer.com/2006
/09/15/teknologi-informasi-untuk-perpustakaan-perpustakaan
digital-dan-sistemotomasi-
perpustakaan/index.html
diakses tanggal 23 Mei 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar